Apakah Engkau Merasa Bahwa Engkau Telah Berada di Jalan Yang Benar ?

La Adri At Tilmidz

Saudaraku, pujilah Allah atas segala karunia yang telah ia berikan kepada kita, hingga pada hari ini Alhamdulillah kita masih berada di dalam hidayah Islam, bahkan kita berada di atas hidayah sunnah dan di atas manhaj salaf. Ini semua adalah berkat karunia dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Namun saudaraku, barang siapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada yg bisa menyesatkannya dan barang siapa yang Allah sesatkan tidak ada yg bisa memberinya petunjuk. Hari ini kita memang merasa di atas petunjuk, namun pernahkah kita muhasabah dan introspeksi diri
bisa saja Allah Subhanahu wa Ta'aa akan menyesatkan kita setelah ini, saudaraku ?

Ibnu Mas’ud berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

 فوالّذى لاإله غيره إنّ أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنّةحتّى مايكون بينه وبينهاإلاّدراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النّارفيدخلها ، وإنّ أحدكم ليعمل بعمل أهل النّارحتّى مايكون بينه وبينهاإلاّذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنّةفيدخلها (متفق عليه)٠

Demi Dzat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang di antara kamu beramal dengan amalnya ahli surga, sehingga jarak antara dia dengan surga hanya sehasta, namun karena ia telah tercatat sebagai ahli neraka, maka tiba-tiba ia melakukan amalan ahli neraka, sampai akhirnya dia masuk neraka. Dan salah seorang di antara kamu sekalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dia dengan neraka hanya sehasta, tetapi karena ia telah tercatat sebagai ahli surga, maka tiba-tiba dia mengamalkan amalan ahli surga sampai akhirnya dia masuk surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hal ini bisa menimpa siapa saja, maka takutlah kepada Allah ! hari ini kita ngaji, kita ahlus sunnah dan membantah bid’ah namun bisa saja keesokan harinya kita sudah berubah.

Cukuplah kita melihat saudara kita yang dulunya ia berada di barisan kita, membela ulama, mendakwahkan Islam, mengajak manusia untuk menghidupkan sunnah, membuat ahul bid’ah bertekuk lutut. Namun kini yaa ikhwah… kemana mereka ?….

Lihatlah Ja’far Umar Thalib, dahulunya sebagai pelopor dakwah salafiyah Indonesia dan menghadang barisan ahlul bid’ah, setiap ahlul bid’ah jika disebutkan nama Ja’far akan ketakutan dan lari tunggang langgang. Namun ada di mana beliau kini ? bahkan beliau membela jamaah sufi Arifin Ilham dan membuat kontroversi. Semua itu muncul sejak fenomena laskar jihad di Ambon. Demikian pula Abdurrahman Abdul Khaliq, dulunya ia berada di barisan ahlus sunnah di Madinah, namun sejak beliau pindah ke Kuwait kini ia justru memecah barisan ahlus sunnah di seluruh negeri dgn dinarnya dan membela Hasan Al Banna.

Demikian pula yang lainnya. Atau lihatlah saudara-saudara kita yg ia mengira berada di atas kebenaran, namun justru ia berada dalam kesesatan. Saudara-saudara kita yg bersemangat jihad, tegakkan khilafah, ia ingin agar kalimat Allah tegak di muka bumi, namun saking semangatnya ia mengikuti langkah khawarij yg dikatakan nabi Shallallahu’alaihi wasallam sebagai anjing neraka, wallahul musta’an.

Hudzaifah bin Al Yaman radliyallahu ‘anhu berkata : “Hai para Qari’ (pembaca Al Quran) bertaqwalah kepada Allah dan telusurilah jalan orang-orang sebelum kamu sebab demi Allah seandainya kamu melampaui mereka sungguh kamu melampaui sangat jauh dan jika kamu menyimpang ke kanan dan ke kiri maka sungguh kamu telah tersesat sejauh- jauhnya.” (Al Lalikai 1/90 nomor 119, Ibnu Wudldlah dalam Al Bida’ wan Nahyu ‘anha 17, As Sunnah Ibnu Nashr 30)

Ada pula saudara kita yg mengira bahwa dirinya berada di barisan Ahlus Sunnah, ia berdakwah mengajak kaum muslimin untuk mengikuti salafus shalih, ia mengira bahwa ia salafy, namun ia tidak tahu bahwa ia berteman akrab dengan hizbiyah hingga terjatuh ke dalam surury, baik surury yang berkiblat kepada Abdurrahman Abdul Khaliq ataukah yang berkiblat pada Ibnu Surur.

Di sisi lain, ada juga kaum muslimin yg semangat membela dakwah salafiyah, dakwah ahlus sunnah, namun mereka ghuluw hingga terjatuh semisal haddadiyah. sampai-sampai mereka mencela ulama kibar.

Termasuk mereka yg bersemangat kebangkitan Islam, semuanya yaa ikhwah, semuanya…. termasuk kita yaa ikhwah, yakinkah kita sudah berada di atas jalan yg benar ?

Kita akan membawa kejayaan Islam dgn pelan..perlahan… namun pasti dengan bimbingan ulama ahlus sunnah, bimbingan sunnah rasul dan tidak butuh kepada bid’ah dan pemikiran serta ide-ide kaum kuffar. Kita yakin Islam akan berjaya.

Oleh karena itu wahai ikhwah, nilai diri kita ini, sudah sejauh mana langkah kita dan berhati-hatilah terhadap syaitan yg menginginkan jatuhnya diri kita, baik jatuh akibat kemalasan maupun jatuh akibat terlalu semangat. Yaa ikhwah makanya jgn tergesa-gesa memvonis sesuatu, kasihan orang awam, sedikit berbeda dengan kita apakah langsung kita vonis bahwa ia sesat. Apakah kita ngaji hanya untuk mencela, mencibir dan hanya untuk membid’ahkan orang ? Kasihan yaa ikhwah.

Orang berbuat salah mungkin saja ia tidak tahu bahwa itu salah, ia tidak tahu karena kebodohannya, atau mungkin ia sudah tahu ttg kebaikan dan sunnah dan belum mempraktikkannya karena tidak tahu cara mengamalkan sunnah itu atau mungkin ia masih malu. Bimbinglah orang awam..bimbinglah ia.

Saudaraku,

Demikianlah fenomena para penuntut ilmu. Bagaimanakah keadaannya dgn orang awam ? Antum bayangkan penuntut ilmu saja bisa seperti itu lantas bagaimanakah keadaan orang awam? Bahkan sangat mudah dan lebih mudah dibisiki syaitan untuk jauh dari Allah !

Lantas bagaimana dengan ahlul bid’ah ? Masya Allah ya akhi, bahkan syaitan telah ada di hati mereka. Bagaimana tidak sedangkan bid’ah lebih dicintai syaitan dari pada pelaku maksiat !

Dari Ismail bin Ishaq As Siraj ia mengatakan, Imam Ahmad bin Hanbal pada suatu hari berkata kepadaku :

“Saya dengar bahwa Al Harits Al Muhasibi sering berkumpul di tempatmu, kalau kamu mengundangnya ke rumahmu dan kau tempatkan saya di tempat yang tidak terlihat olehnya tentu saya akan dapat mendengar perkataannya.” Maka saya berkata : “Saya dengar dan saya patuhi untuk Anda, hai Abu Abdillah dan ini menyenangkan saya.” Lalu saya mendatangi Al Harits dan memintanya datang malam ini, saya katakan : “Engkau ajaklah shahabatmu hadir bersamamu.”
Katanya : “Hai Abu Ismail, mereka banyak maka jangan beri mereka lebih dari minyak dan kurma dan perbanyaklah keduanya semampumu.”

Saya pun melakukan apa yang dia minta dan saya berangkat ke tempat Imam Ahmad dan menceritakan hal ini kepadanya, beliau hadir sesudah maghrib dan naik ke kamar dan berusaha untuk tetap hadir sampai selesai. Kemudian Al Harits datang beserta shahabat-shahabatnya lalu mereka makan kemudian shalat pada sepertiga awal malam dan tidak shalat lagi sesudahnya. Setelah itu mereka duduk di hadapan Al Harits dan diam tidak berbicara hingga tengah malam kemudian mulailah salah seorang bertanya kepada Al Harits tentang sesuatu dan ia mulai berbicara sementara shahabatnya memperhatikan seakan-akan di atas kepala mereka bertengger seekor burung (karena tenangnya), di antara mereka ada yang menangis adapula yang menjerit dan Al Harits tetap berbicara kemudian saya naik ke kamar melihat keadaan Imam Ahmad, saya dapati beliau menangis sampai tidak sadarkan diri. Saya pun berpaling melihat keadaan orang- orang itu ternyata mereka tetap dalam keadaan seperti itu sampai shubuh lalu mereka berdiri dan berpisah. Saya segera menemui Imam Ahmad sedang ia terlihat lain maka saya berkata : “Bagaimana pendapat Anda tentang mereka ini, wahai Abu Abdillah?”

Beliau menjawab : “Belum pernah saya mengetahui ada orang-orang seperti mereka ini dan saya belum pernah mendengar tentang ilmu hakikat seperti ucapan laki-laki itu (Al Harits) dan meskipun saya terangkan keadaan mereka ini, saya tetap tidak memandang perlunya kamu bergaul dengan mereka.” Lalu ia berdiri dan keluar. (Tarikh Baghdad 8/214-215)

Saudaraku,

Ternyata kita harus senantiasa menuntut ilmu, menuntut ilmu, dan terus menuntut ilmu. Bersahabat dengan orang shalih dan meninggalkan maksiat. Jangan tertipu dengan ahlul bid’ah. Perhatikan perkataan Imam Ahmad di atas, “meskipun saya terangkan keadaan mereka ini, saya tetap tidak memandang perlunya kamu bergaul dengan mereka.”

Imam Al Barbahary berkata : “Jika kamu dapati seorang sunniy yang jelek thariqah dan madzhabnya, fasiq dan fajir (durhaka), ahli maksiat sesat namun ia berpegang dengan sunnah, bertemanlah dengannya, duduklah bersamanya sebab kemaksiatannya tidak akan membahayakanmu. Dan jika kamu lihat seseorang giat beribadah, meninggalkan kesenangan dunia, bersemangat dalam ibadah, pengekor hawa nafsu (ahli bid’ah) maka jangan bermajelis atau duduk bersamanya dan jangan pula dengarkan ucapannya serta jangan berjalan bersamanya di suatu jalan karena saya tidak merasa aman kalau kamu merasa senang berjalan dengannya lalu kamu celaka bersamanya.” (Syarhus Sunnah 124 nomor 149)

Kita memohon kepada Allah agar Allah memberi kita petunjuk di atas kebenaran, hidayah untuk tegak selamanya di atas sunnah, di atas manhaj an nubuwah.

Kita berlindung kepada Allah dari kesesatan akibat rusaknya penyakit hati, lebih mengedepankan semangat namun tanpa bimbingan ilmu.

Sekali lagi saya sampaikan, dari Ibnu Mas’ud berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

 فوالّذى لاإله غيره إنّ أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنّةحتّى مايكون بينه وبينهاإلاّدراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النّارفيدخلها ، وإنّ أحدكم ليعمل بعمل أهل النّارحتّى مايكون بينه وبينهاإلاّذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنّةفيدخلها (متفق عليه)٠

Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang di antara kamu beramal dengan amalnya ahli surga, sehingga jarak antara dia dengan surga hanya sehasta, namun karena ia telah tercatat sebagai ahli neraka, maka tiba-tiba ia melakukan amalan ahli neraka, sampai akhirnya dia masuk neraka. Dan salah seorang di antara kamu sekalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dia dengan neraka hanya sehasta, tetapi karena ia telah tercatat sebagai ahli surga, maka tiba-tiba dia mengamalkan amalan ahli surga sampai akhirnya dia masuk surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Barokallahu fiikum.

Sumber: http://sunniy.wordpress.com/ di posting ulang oleh http://thuwalibah.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About Me

Foto Saya
Thuwalibah
Hanya seorang akhwat faqiir, yang membutuhkan banyak Ilmu, membutuhkan banyak Nasihat, membutuhkan banyak Bimbingan, dan membutuhkan banyak Belajar.. Hanya seorang muslimah yang berharap ampunan dari Robb-Nya, berharap ridha-Nya, berharap cinta-Nya, dan berharap selalu mendapat petunjuk-Nya. Seorang muslimah yang memohon pada Rabbul Izzati, "Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku diatas agama-Mu" Melalui blog ini, seorang muslimah mencoba berbagi dengan harapan dapat sedikit ikut membantu menyebarkan Dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Lihat profil lengkapku

Followers

Blog Archive

Widget-1 title


ShoutMix chat widget

Widget-3 title

Asy-Syaikh Al Fauzan hafizhahullooh ketika menjawab pertanyaan, apakah ada perbedaan antara aqidah & manhaj? Manhaj lebih penting daripada aqidah, karena manhaj mencakup aqidah, perilaku, akhlaq, muammalah dan semua sisi kehidupan seorang muslim. Setiap saat yang seorang muslim berjalan di atasnya dinamakan manhaj. Ada pun aqidah maka yg dimaksud adalah dasar iman, makna syahadatain dan semua konsekwensinya, ini lah yg dimaksud dengan aqidah. (Al Ajwibah Al Mufidah hal. 123)

Recent Posts